Dek Bas
Rabu, 23 April 2014
Jumat, 18 April 2014
Biografi Pahlawan Nasional Ibu Fatmawati
Memang,
sosok ibu yang satu ini, tak banyak keluar dalam forum publik, namun kiprahnya
di balik pak Soekarno yang senantiasa mensupport suaminya tersebut sehingga
bisa sukses adalah salah sau peranan ibu yang satu ini.
Beliau bernama ibu fatmawati.
Fatmawati yang bernama asli Fatimah (lahir di Bengkulu, 5
Februari 1923 – meninggal di Kuala Lumpur, Malaysia, 14 Mei 1980 pada umur 57
tahun)adalah istri dari Presiden Indonesia pertama Soekarno. Ia menjadi Ibu
Negara Indonesia pertama dari tahun 1945 hingga tahun 1967 dan merupakan istri
ke-3 dari Presiden Pertama Indonesia, Soekarno. Ia juga dikenal akan jasanya
dalam menjahit Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih yang turut dikibarkan pada
upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta pada tanggal 17 Agustus
1945.
Fatmawati lahir dari pasangan Hassan Din dan Siti
Chadijah.Orang tuanya merupakan keturunan Puti Indrapura, salah seorang
keluarga raja dari Kesultanan Indrapura, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Ayahnya merupakan salah seorang tokoh Muhammadiyah di Bengkulu.
Pada tanggal 1 Juni 1943, Fatmawati menikah dengan Soekarno, yang kelak menjadi presiden pertama Indonesia. Dari pernikahan itu, ia dikaruniai lima orang putra dan putri, yaitu Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, dan Guruh Soekarnoputra.Makam Fatmawati di TPU Karet Bivak, Jakarta
Pada tahun 14 Mei 1980 ia meninggal dunia karena serangan jantung ketika dalam perjalanan pulang umroh dari Mekah yang lalu dimakamkan di Karet Bivak, Jakarta.
Pada tanggal 1 Juni 1943, Fatmawati menikah dengan Soekarno, yang kelak menjadi presiden pertama Indonesia. Dari pernikahan itu, ia dikaruniai lima orang putra dan putri, yaitu Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekarnoputri, Sukmawati Soekarnoputri, dan Guruh Soekarnoputra.Makam Fatmawati di TPU Karet Bivak, Jakarta
Pada tahun 14 Mei 1980 ia meninggal dunia karena serangan jantung ketika dalam perjalanan pulang umroh dari Mekah yang lalu dimakamkan di Karet Bivak, Jakarta.
Biografi Jenderal Besar Soedirman
Biografi Jenderal Besar Soedirman
Pada
Desember 1945, pasukan TKR yang dipimpin oleh Soedirman terlibat pertempuran
melawan tentara Inggris di Ambarawa. Dan pada tanggal 12 Desember 1945,
Soedirman melancarkan serangan serentak terhadap semua kedudukan Inggris di Ambarawa.
Pertempuran terkenal yang berlangsung selama lima hari tersebut diakhiri dengan
mundurnya pasukan Inggris ke Semarang. Perang tersebut berakhir tanggal 16
Desember 1945.
Setelah kemenangan Soedirman dalam Palagan Ambarawa, pada tanggal 18 Desember 1945 dia dilantik sebagai Jenderal oleh Presiden Soekarno. Soedirman memperoleh pangkat Jenderal tersebut tidak melalui sistem Akademi Militer atau pendidikan tinggi lainnya, tapi karena prestasinya.
Saat terjadinya Agresi Militer II Belanda, Ibukota Republik Indonesia dipindahkan di Yogyakarta, karena Jakarta sudah diduduki oleh tentara Belanda. Soedirman memimpin pasukannya untuk membela Yogyakarta dari serangan Belanda II tanggal 19 Desember 1948 tersebut. Dalam perlawanan tersebut, Soedirman sudah dalam keadaan sangat lemah karena penyakit tuberkulosis yang dideritanya sejak lama. Walaupun begitu dia ikut terjun ke medan perang bersama pasukannya dalam keadaan ditandu, memimpin para tentaranya untuk tetap melakukan perlawanan terhadap pasukan Belanda secara gerilya.
Penyakit yang diderita Soedirman saat berada di Yogyakarta semakin parah. Paru-parunya yang berfungsi hanya tinggal satu karena penyakitnya. Yogyakarta pun kemudian dikuasai Belanda, walaupun sempat dikuasai oleh tentara Indonesia setelah Serangan Umum 1 Maret 1949. Saat itu, Presiden Soekarno dan Mohammad Hatta dan beberapa anggota kabinet juga ditangkap oleh tentara Belanda. Karena situasi genting tersebut, Soedirman dengan ditandu berangkat bersama pasukannya dan kembali melakukan perang gerilya. Ia berpindah-pindah selama tujuh bulan dari hutan satu ke hutan lain, dan dari gunung ke gunung dalam keadaan sakit dan lemah dan dalam kondisi hampir tanpa pengobatan dan perawatan medis. Walaupun masih ingin memimpin perlawanan tersebut, akhirnya Soedirman pulang dari kampanye gerilya tersebut karena kondisi kesehatannya yang tidak memungkinkannya untuk memimpin Angkatan Perang secara langsung. Setelah itu Soedirman hanya menjadi tokoh perencana di balik layar dalam kampanye gerilya melawan Belanda.
Setelah Belanda menyerahkan kepulauan nusantara sebagai Republik Indonesia Serikat dalam Konferensi Meja Bundar tahun 1949 di Den Haag, Jenderal Soedirman kembali ke Jakarta bersama Presiden Soekarno, dan Wakil Presiden Mohammad Hatta.
Pada tangal 29 Januari 1950, Jenderal Soedirman meninggal dunia di Magelang, Jawa Tengah karena sakit tuberkulosis parah yang dideritanya. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara di Semaki, Yogyakarta. Ia dinobatkan sebagai Pahlawan Pembela Kemerdekaan. Pada tahun 1997 dia mendapat gelar sebagai Jenderal Besar Anumerta dengan bintang lima, pangkat yang hanya dimiliki oleh beberapa jenderal di RI sampai sekarang.
Setelah kemenangan Soedirman dalam Palagan Ambarawa, pada tanggal 18 Desember 1945 dia dilantik sebagai Jenderal oleh Presiden Soekarno. Soedirman memperoleh pangkat Jenderal tersebut tidak melalui sistem Akademi Militer atau pendidikan tinggi lainnya, tapi karena prestasinya.
Saat terjadinya Agresi Militer II Belanda, Ibukota Republik Indonesia dipindahkan di Yogyakarta, karena Jakarta sudah diduduki oleh tentara Belanda. Soedirman memimpin pasukannya untuk membela Yogyakarta dari serangan Belanda II tanggal 19 Desember 1948 tersebut. Dalam perlawanan tersebut, Soedirman sudah dalam keadaan sangat lemah karena penyakit tuberkulosis yang dideritanya sejak lama. Walaupun begitu dia ikut terjun ke medan perang bersama pasukannya dalam keadaan ditandu, memimpin para tentaranya untuk tetap melakukan perlawanan terhadap pasukan Belanda secara gerilya.
Penyakit yang diderita Soedirman saat berada di Yogyakarta semakin parah. Paru-parunya yang berfungsi hanya tinggal satu karena penyakitnya. Yogyakarta pun kemudian dikuasai Belanda, walaupun sempat dikuasai oleh tentara Indonesia setelah Serangan Umum 1 Maret 1949. Saat itu, Presiden Soekarno dan Mohammad Hatta dan beberapa anggota kabinet juga ditangkap oleh tentara Belanda. Karena situasi genting tersebut, Soedirman dengan ditandu berangkat bersama pasukannya dan kembali melakukan perang gerilya. Ia berpindah-pindah selama tujuh bulan dari hutan satu ke hutan lain, dan dari gunung ke gunung dalam keadaan sakit dan lemah dan dalam kondisi hampir tanpa pengobatan dan perawatan medis. Walaupun masih ingin memimpin perlawanan tersebut, akhirnya Soedirman pulang dari kampanye gerilya tersebut karena kondisi kesehatannya yang tidak memungkinkannya untuk memimpin Angkatan Perang secara langsung. Setelah itu Soedirman hanya menjadi tokoh perencana di balik layar dalam kampanye gerilya melawan Belanda.
Setelah Belanda menyerahkan kepulauan nusantara sebagai Republik Indonesia Serikat dalam Konferensi Meja Bundar tahun 1949 di Den Haag, Jenderal Soedirman kembali ke Jakarta bersama Presiden Soekarno, dan Wakil Presiden Mohammad Hatta.
Pada tangal 29 Januari 1950, Jenderal Soedirman meninggal dunia di Magelang, Jawa Tengah karena sakit tuberkulosis parah yang dideritanya. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara di Semaki, Yogyakarta. Ia dinobatkan sebagai Pahlawan Pembela Kemerdekaan. Pada tahun 1997 dia mendapat gelar sebagai Jenderal Besar Anumerta dengan bintang lima, pangkat yang hanya dimiliki oleh beberapa jenderal di RI sampai sekarang.
Pendidikan :
- Sekolah Guru Muhamadiyah Sola, belum tamat
- Mengikuti Pendidikan tentara PETA di Bogor
Kegiatan :
- Menjadi guru Muhamadyah di Cilacap, sebagai anggota Muhamadiyah dan giat dalam organisasi pramuka
- Pada Zaman Jepang, ia benyak mencurahkan perhatian pada masalah social. Ia mendirikan koperasi untuk menolong rakyat dari bahaya kelaparan
- Sebagai anggiota Badan Pengurus Makanan Rakyat dan anggota DPR keresidenan Banyumas
- Sebagai komandan batalyon di Kroya, yang bersikap tegas dan sering memprotes tindakan tentara Jepang yang berbuat sewenang-wenang dan bertindak kasar terhadap anak buahnya
- Setelah Indonesia merdeka, ia berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Banyumas
- Sesudah TKR terbentuk, sebagai Panglima Divisi V/Banyumas. Dan memimpin anggota tantara TKR dalam pertempuran melawan Inggris di Ambarawa
- Dalam Konfrensi TKR tanggal 12 November 1945, Sudirman diangkat menjadi Panglima Besar TKR
- Waktu Belanda melaksakan Agresi Militer II, ia sedang sakit. Tetapi tetap memimpin anak buahnya kurang lebih 7 bulan lamanya bergrilya di hutan-hutan dan gunung-gunung. Pulang dari medan gerilya karena masih sakit, ia tidak dapat memimpin Angkatan Perang secara Langsung, tetapi buah pikirannnya selalu dibutuhkan Pemerintah, terutama dalam menghadapi Konferensi Meja Bundar
Ref :
http://id.wikipedia.org/wiki/Soedirman
http://cafebelajar.com/sejarah-singkat-jendral-sudirman.html#more-107
http://id.wikipedia.org/wiki/Soedirman
http://cafebelajar.com/sejarah-singkat-jendral-sudirman.html#more-107
BIOGRAFI “CHRISTOPHER BOLLEMEYER”
BIOGRAFI “CHRISTOPHER BOLLEMEYER”
Christopher Bollemeyer atau yang
terkenal dengan panggilan Coky ini adalah musisi dan penulis lagu asal
Indonesia. Pria yang lahir di Surabaya, 30 Desember 1976 ini terkenal sebagai
gitaris dari band Netral. Awal karir Coky bermusik dengan DRAMA band
ditahun 1995, kemudian dia bergabung debgan Idang Rasyidi Band pada tahun 1999.
Kemudian Dia Masuk Base Jam setelah mantan personil Base jam Adnil hengkang dan
membentuk EVO Band, hanya setahun dia memperkuat Base Jam yakni tahun
2000-2001. Sejak 2002 Coky menjadi bagian dari NETRAL, mengisi gitar diband
yang hampir 15 tahun dibangun Bagus (Vokalis,Bassist).
Saat
bertemu dengan Stevi Item di sela-sela pemotretan untuk sebuah majalah gitar,
Coky ditawari untuk mengisi posisi gitar di Deadsquad. Coki mencoba
mendengarkan lagu-lagu Deadsquad dan tertarik untuk melihat band ini latihan.
Niat latihan ini berkembang jadi ajang jamming, sampai akhirnya Coki
memutuskan untuk mengiyakan tawaran itu. Choky kemudian juga bergabung dengan
Deadsquad pada tahun 2008 untuk menggantikan Prisa, gitaris Deadsquad
sebelumnya. Meski sudah resmi berpoligami menjadi gitaris Deadsquad, Coki nggak
berminat untuk ninggalin Netral. Seperti juga Stevi Item yang merangkap jadi
gitaris Andra & The Backbone, Coki bakal berkomitmen dengan dua band.
Itulah
sekilas biografi dan perjalanan karir Coki Bollemeyer yang menjadi
gitaris Netral dan Dead Squad. Sebagai gitaris dari band yang sangat terkenal
di Indonesia pastilah Coky memiliki peralatan Gitar, Aksesoris Dan Efek Gitar
yang menarik untuk dibahas. Pada kesempatan kali ini YoWisBand akan membahas
tentang perlengkapan yang digunakan Coki Bollemeyer. Langsung saja,
berikut Koleksi Gitar, Aksesoris Dan Efek Gitar Coky Bollemeyer (Gitaris
Netral):
Koleksi Gitar Coky Bollemeyer
(Gitaris Netral):
Sumber gambar dari ibanez.wikia.com
Sumber gambar dari ibanez.wikia.com
Sumber gambar dari gpguitars.com
Sumber gambar dari giggear.co.uk
Sumber gambar dari acousticguitarforum.com
Efek Gitar Coky Bollemeyer (Gitaris Netral):
Aksesoris Coky Bollemeyer (Gitaris Netral):
Pick Coki Netral
Sumber gambar dari ika0601.blogspot.com
Biografi Jokowi - Ir. H. Joko Widodo
Nama : Fajar Basuki
No : 18
Kelas :
IX IPS 2
Biografi Jokowi - Ir. H. Joko Widodo
Ir.
H. Joko Widodo yang lahir di Surakarta, 21 Juni 1961 lebih dikenal dengan nama
julukan Jokowi adalah pengusaha mebel dan Beliau merupakan Walikota Surakarta
(Solo) selama dua kali masa bakti 2005-2015. Dalam masa jabatannya, ia diwakili
F.X. Hadi Rudyatmo sebagai wakil walikota. Ketika itu, dia dicalonkan Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan. Tahun 2012 ini, Beliau bersama dengan Ir.
Basuki Tjahaja Purnama, M.M. (Ahok) maju sebagai calon gubernur dan wakil
gubernur DKI Jakarta.
Biodata Jokowi - Joko Widodo :
Nama Populer : Jokowi
Nama Lengkap : Ir. Joko Widodo
Lahir : Surakarta, 21 Juni 1961
Partai politik : PDI Perjuangan
Istri : Ny. Hj. Iriana Joko Widodo
Anak: Gibran Rakabumi Raka, Kahiyang Ayu, Kaesang Pangerap
Agama : Islam - Hobby : Penikmat musik rock
Riwayat Pendidikan :
- SDN 111 Tirtoyoso Solo, SMPN 1 Solo, SMAN 6 Solo
- Almamater : Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta lulusan 1985
Pekerjaan : Pengusaha, Eksportir Mebel, Walikota Solo 2005-2010 dan 2010-2015
Gubernur baru DKI Jakarta Joko Widodo memiliki kisah masa kecil yang unik. Jokowi kecil sempat merasakan pahitnya kehidupan saat rumahnya tergusur. Masa kecil Jokowi diwarnai canda dan tawa, dengan sesekali diselingi tangisan. Rumah petak sekaligus tempat usaha kayu ayahnya di daerah Cinderejo Lor, digusur dan dijadikan pusat jasa travel. Sang bunda menuturkan bahwa Jokowi kecil adalah sosok pendiam, namun pandai bergaul. Banyak yang mengenal Jokowi sebagai orang yang selalu mengalah, untuk menghindari pertengkaran. Sikap tersebut diwarisi Jokowi dari kedua orangtuanya yang selalu mengajarkan makna ikhlas dan bertanggung jawab.
Berbeda dengan anak-anak kebanyakan, Jokowi selalu berjalan kaki menuju sekolahnya, disaat yang lain memamerkan sepeda ontel terbaru. Menurut Jokowi kala itu, sekolah tidak terlalu jauh dari rumah, sehingga berjalan kaki pun tidak menjadi masalah. Bakti kepada orangtua ditunjukkan Jokowi tak hanya lewat sikap, namun juga sejumlah prestasi. Saat menjadi Walikota Solo hingga menjadi Gubernur DKI Jakarta, orang-orang yang mengenalnya tidak pernah menyangka perjalanan hidup Joko kecil. Sosok jokowi sangat dicintai rakyatnya. Dukungan warga Solo tak pupus, termasuk saat Jokowi maju menjadi Gubernur DKI Jakarta. Anak tukang kayu itu pun, kini menjadi orang nomor satu di DKI Jakarta.
Jokowi kecil adalah anak seorang "tukang kayu". Setelah Beliau lulus dari SMA, kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada . Setelah lulus kuliah tahun 1985, dirinya merantau ke Aceh dan bekerja di salah satu BUMN. Kemudian ia kembali ke Solo dan bekerja di Perusahaan yang bergerak di bidang perkayuan, CV. Roda Jati. Setelah merasa cukup, pada tahun 1998, dirinya berhenti bekerja di CV tersebut dan memulai berbisnis sendiri bermodal dari pengalaman yang pernah ia miliki. Dengan kerja keras, ketekunan dan keuletan, akhirnya Jokowi berhasil mengembangkan bisnisnya dan menjadi seorang eksportir mebel.
Jokowi meraih gelar insinyur dari Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 1985. Ketika mencalonkan diri sebagai wali kota, banyak yang meragukan kemampuan pria yang berprofesi sebagai pedagang mebel rumah dan taman ini bahkan hingga saat ia terpilih. Pada tahun 2005, Pak Jokowi memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai Walikota Solo dengan partai politik PDI Perjuangan sebagai kendaraan politiknya. Akhirnya Beliau pun terpilih menjadi Walikota Solo. Selama kepemimpinannya, Solo banyak mengalami kemajuan. Setahun setelah ia memimpin, banyak gebrakan progresif dilakukan olehnya. Ia banyak mengambil contoh pengembangan kota-kota di Eropa yang sering ia kunjungi dalam rangka perjalanan bisnisnya.
Di bawah kepemimpinannya, Solo mengalami perubahan yang pesat. Branding untuk kota Solo dilakukan dengan menyetujui slogan Kota Solo yaitu "Solo: The Spirit of Java". Langkah yang dilakukannya cukup progresif untuk ukuran kota-kota di Jawa: ia mampu merelokasi pedagang barang bekas di Taman Banjarsari hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi lahan hijau terbuka, memberi syarat pada investor untuk mau memikirkan kepentingan publik, melakukan komunikasi langsung rutin dan terbuka (disiarkan oleh televisi lokal) dengan masyarakat. Taman Balekambang, yang terlantar semenjak ditinggalkan oleh pengelolanya, dijadikannya taman. Jokowi juga tak segan menampik investor yang tidak setuju dengan prinsip kepemimpinannya.
Sebagai tindak lanjut branding ia mengajukan Surakarta untuk menjadi anggota Organisasi Kota-kota Warisan Dunia dan diterima pada tahun 2006. Langkahnya berlanjut dengan keberhasilan Surakarta menjadi tuan rumah Konferensi organisasi tersebut pada bulan Oktober 2008 ini. Pada tahun 2007 Surakarta juga telah menjadi tuan rumah Festival Musik Dunia (FMD) yang diadakan di kompleks Benteng Vastenburg yang terancam digusur untuk dijadikan pusat bisnis dan perbelanjaan. FMD pada tahun 2008 diselenggarakan di komplek Istana Mangkunegaran. Oleh Majalah Tempo, Joko Widodo terpilih menjadi salah satu dari "10 Tokoh 2008"
Sikap rendah hati Walikota solo ini tidaklah dibuat-buat. Bagi Masyarakat Solo, Jokowi adalah sosok pemimpin yang sangat peduli dengan kehidupan mereka. Di lorong pasar dan jalan-jalan di Kota Solo, Pak Jokowi sering sekali mengobrol dan mendengarkan keluh kesah rakyat tanpa jarak. Ada satu fakta yang sangat mengejutkan, Jokowi belum pernah mengambil gajinya selama menjabat sebagai seorang Walikota dan Mobil yang ia pakai sebagai mobil dinas saat ini hanyalah "warisan" mobil dinas pendahulunya yaitu Bapak Slamet Suryanto.
Pada pemilihan Walikota 2010-2015, Pak Jokowi berhasil meraih 90% suara dari total pemilih. Sungguh fantastis seorang pemimpin yang benar-benar dicintai masyarakatnya. Mobil Esemka, beliau lah salah satu orang yang berani memakai dan mempeloporinya. Jokowi-pun menyemangati murid-murid pembuat mobil Esemka saat mobil ini tak lulus uji emisi. Ia diminta oleh Jusuf Kalla untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Pilgub DKI tahun 2012 dan berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama. Ia mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Pilgub DKI tahun 2012 dan berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama.
Hitung cepat yang dilakukan sejumlah lembaga survei pada hari pemilihan, 11 Juli 2012 dan sehari setelah itu mengunggulkan namanya sebagai pemenang. Pasangan ini diunggulkan memenangi pemilukada DKI 2012. Dalam pilkada putaran kedua hasil penghitungan cepat Lembaga Survei Indonesia menetapkan pasangan Jokowi-Ahok sebagai pemenang dengan 53,81%. Sementara rivalnya, Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli mendapat 46,19%. Apabila hasil ini tidak berubah hingga penetapan resmi KPUD DKI Jakarta, Jokowi dipastikan menjabat gubernur yang ke-17. Akhirnya pada 29 September 2012 KPUD DKI Jakarta menetapkan pasangan Jokowi-Ahok sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI yang baru untuk masa bakti 2012-2017 menggantikan Fauzi Bowo-Prijanto.
Biodata Jokowi - Joko Widodo :
Nama Populer : Jokowi
Nama Lengkap : Ir. Joko Widodo
Lahir : Surakarta, 21 Juni 1961
Partai politik : PDI Perjuangan
Istri : Ny. Hj. Iriana Joko Widodo
Anak: Gibran Rakabumi Raka, Kahiyang Ayu, Kaesang Pangerap
Agama : Islam - Hobby : Penikmat musik rock
Riwayat Pendidikan :
- SDN 111 Tirtoyoso Solo, SMPN 1 Solo, SMAN 6 Solo
- Almamater : Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta lulusan 1985
Pekerjaan : Pengusaha, Eksportir Mebel, Walikota Solo 2005-2010 dan 2010-2015
Gubernur baru DKI Jakarta Joko Widodo memiliki kisah masa kecil yang unik. Jokowi kecil sempat merasakan pahitnya kehidupan saat rumahnya tergusur. Masa kecil Jokowi diwarnai canda dan tawa, dengan sesekali diselingi tangisan. Rumah petak sekaligus tempat usaha kayu ayahnya di daerah Cinderejo Lor, digusur dan dijadikan pusat jasa travel. Sang bunda menuturkan bahwa Jokowi kecil adalah sosok pendiam, namun pandai bergaul. Banyak yang mengenal Jokowi sebagai orang yang selalu mengalah, untuk menghindari pertengkaran. Sikap tersebut diwarisi Jokowi dari kedua orangtuanya yang selalu mengajarkan makna ikhlas dan bertanggung jawab.
Berbeda dengan anak-anak kebanyakan, Jokowi selalu berjalan kaki menuju sekolahnya, disaat yang lain memamerkan sepeda ontel terbaru. Menurut Jokowi kala itu, sekolah tidak terlalu jauh dari rumah, sehingga berjalan kaki pun tidak menjadi masalah. Bakti kepada orangtua ditunjukkan Jokowi tak hanya lewat sikap, namun juga sejumlah prestasi. Saat menjadi Walikota Solo hingga menjadi Gubernur DKI Jakarta, orang-orang yang mengenalnya tidak pernah menyangka perjalanan hidup Joko kecil. Sosok jokowi sangat dicintai rakyatnya. Dukungan warga Solo tak pupus, termasuk saat Jokowi maju menjadi Gubernur DKI Jakarta. Anak tukang kayu itu pun, kini menjadi orang nomor satu di DKI Jakarta.
Jokowi kecil adalah anak seorang "tukang kayu". Setelah Beliau lulus dari SMA, kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada . Setelah lulus kuliah tahun 1985, dirinya merantau ke Aceh dan bekerja di salah satu BUMN. Kemudian ia kembali ke Solo dan bekerja di Perusahaan yang bergerak di bidang perkayuan, CV. Roda Jati. Setelah merasa cukup, pada tahun 1998, dirinya berhenti bekerja di CV tersebut dan memulai berbisnis sendiri bermodal dari pengalaman yang pernah ia miliki. Dengan kerja keras, ketekunan dan keuletan, akhirnya Jokowi berhasil mengembangkan bisnisnya dan menjadi seorang eksportir mebel.
Jokowi meraih gelar insinyur dari Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 1985. Ketika mencalonkan diri sebagai wali kota, banyak yang meragukan kemampuan pria yang berprofesi sebagai pedagang mebel rumah dan taman ini bahkan hingga saat ia terpilih. Pada tahun 2005, Pak Jokowi memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai Walikota Solo dengan partai politik PDI Perjuangan sebagai kendaraan politiknya. Akhirnya Beliau pun terpilih menjadi Walikota Solo. Selama kepemimpinannya, Solo banyak mengalami kemajuan. Setahun setelah ia memimpin, banyak gebrakan progresif dilakukan olehnya. Ia banyak mengambil contoh pengembangan kota-kota di Eropa yang sering ia kunjungi dalam rangka perjalanan bisnisnya.
Di bawah kepemimpinannya, Solo mengalami perubahan yang pesat. Branding untuk kota Solo dilakukan dengan menyetujui slogan Kota Solo yaitu "Solo: The Spirit of Java". Langkah yang dilakukannya cukup progresif untuk ukuran kota-kota di Jawa: ia mampu merelokasi pedagang barang bekas di Taman Banjarsari hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi lahan hijau terbuka, memberi syarat pada investor untuk mau memikirkan kepentingan publik, melakukan komunikasi langsung rutin dan terbuka (disiarkan oleh televisi lokal) dengan masyarakat. Taman Balekambang, yang terlantar semenjak ditinggalkan oleh pengelolanya, dijadikannya taman. Jokowi juga tak segan menampik investor yang tidak setuju dengan prinsip kepemimpinannya.
Sebagai tindak lanjut branding ia mengajukan Surakarta untuk menjadi anggota Organisasi Kota-kota Warisan Dunia dan diterima pada tahun 2006. Langkahnya berlanjut dengan keberhasilan Surakarta menjadi tuan rumah Konferensi organisasi tersebut pada bulan Oktober 2008 ini. Pada tahun 2007 Surakarta juga telah menjadi tuan rumah Festival Musik Dunia (FMD) yang diadakan di kompleks Benteng Vastenburg yang terancam digusur untuk dijadikan pusat bisnis dan perbelanjaan. FMD pada tahun 2008 diselenggarakan di komplek Istana Mangkunegaran. Oleh Majalah Tempo, Joko Widodo terpilih menjadi salah satu dari "10 Tokoh 2008"
Sikap rendah hati Walikota solo ini tidaklah dibuat-buat. Bagi Masyarakat Solo, Jokowi adalah sosok pemimpin yang sangat peduli dengan kehidupan mereka. Di lorong pasar dan jalan-jalan di Kota Solo, Pak Jokowi sering sekali mengobrol dan mendengarkan keluh kesah rakyat tanpa jarak. Ada satu fakta yang sangat mengejutkan, Jokowi belum pernah mengambil gajinya selama menjabat sebagai seorang Walikota dan Mobil yang ia pakai sebagai mobil dinas saat ini hanyalah "warisan" mobil dinas pendahulunya yaitu Bapak Slamet Suryanto.
Pada pemilihan Walikota 2010-2015, Pak Jokowi berhasil meraih 90% suara dari total pemilih. Sungguh fantastis seorang pemimpin yang benar-benar dicintai masyarakatnya. Mobil Esemka, beliau lah salah satu orang yang berani memakai dan mempeloporinya. Jokowi-pun menyemangati murid-murid pembuat mobil Esemka saat mobil ini tak lulus uji emisi. Ia diminta oleh Jusuf Kalla untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Pilgub DKI tahun 2012 dan berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama. Ia mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Pilgub DKI tahun 2012 dan berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama.
Hitung cepat yang dilakukan sejumlah lembaga survei pada hari pemilihan, 11 Juli 2012 dan sehari setelah itu mengunggulkan namanya sebagai pemenang. Pasangan ini diunggulkan memenangi pemilukada DKI 2012. Dalam pilkada putaran kedua hasil penghitungan cepat Lembaga Survei Indonesia menetapkan pasangan Jokowi-Ahok sebagai pemenang dengan 53,81%. Sementara rivalnya, Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli mendapat 46,19%. Apabila hasil ini tidak berubah hingga penetapan resmi KPUD DKI Jakarta, Jokowi dipastikan menjabat gubernur yang ke-17. Akhirnya pada 29 September 2012 KPUD DKI Jakarta menetapkan pasangan Jokowi-Ahok sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI yang baru untuk masa bakti 2012-2017 menggantikan Fauzi Bowo-Prijanto.
Langganan:
Postingan (Atom)